Sunday, January 13, 2013

Sunk Cost


oleh: rofiqotul jannah
ekonomi syariah, universitas yudharta pasuruan 

Sunk cost dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti diantaranya adalah biaya terpendam, biaya tertanam, biaya tenggelam dan beberapa arti lain. Namun secara ekonomi sunk cost adalah jenis biaya yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.
Menurut kamus akuntansi sunk cost adalah biaya yang timbul pada masa lalu yang tidak akan terpengaruh pengambilan keputusan pada saat ini. Contohnya adalah sebuah mesin yang dibeli dangan harga $500.000 tiga tahun yanglalu mempunyai nilai buku sebesar $20.000. nilai buku sebesar $20.000 ini tidak akan mempengaruhi keputusan dimasa datang tentang penggantiannya.
Dalam dunia akuntansi sunk cost diartikan sebagai biaya yang sudah terjadi danpada umumnya tidak dapat dipulihkan. Beberapa ahli mengungkapkan Sunk cost sebagai biaya masa lalu yang digunakan untuk investasi yang diperlukan oleh perusahaan.
Sunk cost berhubungan dengan fixed cost maka untuk menghitung sunk cost dapat menggunakan rumusan fixed cost, yaitu sebagai berikut:

Fixed cost = Sunk cost + Avoidable Fixed Cost

Jika dilihat darti rumusan fixed cost yaitu terdiri dari sunk cost dan dan avoidable fixed cost. Avoidable fixed cost adalah komponen dari fixed cost yang dapat dihindari, tetapi sunk cost adalah komponen dari fixed cost yang tidak dapat dihindari.
Sunk cost juga dapat dikatakan sebagi biaya yang tidak berhubungan dengan kegiatan produksi perusahaan. Contohnya seperti biaya kontrak gaji manajer. Manajer adalah seseorang yang tidak bersentuhan dan berhubungan langsung dengan produksi namun biaya gaji manajer tidak dapat dihindari dari pengeluaran biaya. Biaya gaji manajer tersebut disebut dengan sunk cost.
Biaya lain yang termasuk sunk cost adalah biaya PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Beban yang dibebankan karena PBB adalah biaya yang tidak dapat dihindari dan PBB tidak berhubungan langsung dengan produksi sehingga biaya PBB disebut biaya sunk cost.Berdasarkan penjelasan tersebut  sunk cost dapat juga disebut biaya yang tidak dapat dihindari karena adanya komitmen dan persetujuan, perjanjian atau kontrak sebelumnya.
Pengambilan keputusan yang rasional, berdasarkan teori ekonomi, berasumsi manajer perusahaan berusaha memaksimalkan keuntungan perusahaan. Manajer harus menginvestasikan dalam proyek-proyek yang memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan dan secara periodik menilai kinerja ekonomis dari proyek-proyek itu. Mereka harus meneruskan proyek-proyek yang menguntungkan dan untuk menghindari kerugian, manajer harus menghentikan proyek-proyek yang tidak menguntungkan. Dalam melakukan pertimbangan ini manajer harus mengabaikan sunk cost yang telah terjadi.
Meski demikian, berbagai bukti empiris yang telah didapatkan menunjukkan bahwa manajer yang memulai suatu proyek yang kemudian menjadi tidak menguntungkan justru lebih cenderung untuk meneruskan proyek itu daripada manajer yang tidak memulai proyek (Staw, 1976, 1981). Perilaku para pengambil keputusan ini sering disebut sebagai eskalasi komitmen. Eskalasi komitmen merujuk pada tendensi oleh pengambil keputusan untuk bertahan atau mengeskalasi komitmennya pada serangkaian tindakan yang gagal (Brockner, 1992). Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi sebagai tidak rasional (nonrational escalation of commitment) adalah derajat di mana individu mengeskalasikan komitmen untuk tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan sebelumnya sampai satu titik yang melewati model pengambilan keputusan yang rasional. Individu atau manajer umumnya mempunyai kesulitan dalam memisahkan keputusan yang diambil sebelumnya dengan keputusan yang berhubungan ke masa depan. Sebagai konsekuensinya, individu akan cenderung membiaskan keputusannya oleh karena tindakan di masa lalu dan mempunyai tendensi untuk mengeskalasi komitmen terutama bila menerima umpan balik negatif (Bazerman, 1994).
Dalam dunia ekonomi dikenal juga ada istilah sunk cost dilemma. Teori ini mengungkapkan bahwasunk cost tidak perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan baik keputusan tersebut akan meyebabkan sebuah keuntungan atau justru mendatangkan sebuah bencana besar pada masa mendatang.
Secara garis besar sunk cost adalah biaya yang digunakan untuk memulai sebuah proyek. Biaya tersebut tidak akan mempengaruhi aruskas pada masa sekarang atau masa depan baik proyek tersebut berhasil maupun gagal.

Sumber
Siegel, Joel G. dan Jae K. Shim. (2000). KAMUS ISTILAH AKUNTANSI. Elex Media Komputindo, Jakarta

2 comments: