oleh: rofiqotul jannah
Sunk cost dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti
diantaranya adalah biaya terpendam, biaya tertanam, biaya tenggelam dan
beberapa arti lain. Namun secara ekonomi sunk cost adalah
jenis biaya yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.
Menurut
kamus akuntansi sunk cost adalah biaya yang timbul pada masa
lalu yang tidak akan terpengaruh pengambilan keputusan pada saat ini. Contohnya
adalah sebuah mesin yang dibeli dangan harga $500.000 tiga tahun yanglalu
mempunyai nilai buku sebesar $20.000. nilai buku sebesar $20.000 ini tidak akan
mempengaruhi keputusan dimasa datang tentang penggantiannya.
Dalam
dunia akuntansi sunk cost diartikan sebagai biaya yang sudah terjadi
danpada umumnya tidak dapat dipulihkan. Beberapa ahli mengungkapkan Sunk
cost sebagai biaya masa lalu yang digunakan untuk investasi yang
diperlukan oleh perusahaan.
Sunk cost berhubungan
dengan fixed cost maka untuk menghitung sunk cost dapat
menggunakan rumusan fixed cost, yaitu sebagai berikut:
Fixed
cost = Sunk cost + Avoidable Fixed Cost
Jika
dilihat darti rumusan fixed cost yaitu terdiri dari sunk cost dan
dan avoidable fixed cost. Avoidable fixed cost adalah komponen dari fixed
cost yang dapat dihindari, tetapi sunk cost adalah komponen dari fixed
cost yang tidak dapat dihindari.
Sunk cost juga
dapat dikatakan sebagi biaya yang tidak berhubungan dengan kegiatan produksi
perusahaan. Contohnya seperti biaya kontrak gaji manajer. Manajer adalah
seseorang yang tidak bersentuhan dan berhubungan langsung dengan produksi namun
biaya gaji manajer tidak dapat dihindari dari pengeluaran biaya. Biaya gaji
manajer tersebut disebut dengan sunk cost.
Biaya
lain yang termasuk sunk cost adalah biaya PBB (Pajak Bumi dan
Bangunan). Beban yang dibebankan karena PBB adalah biaya yang tidak dapat
dihindari dan PBB tidak berhubungan langsung dengan produksi sehingga biaya PBB
disebut biaya sunk cost.Berdasarkan penjelasan tersebut sunk cost dapat
juga disebut biaya yang tidak dapat dihindari karena adanya komitmen dan
persetujuan, perjanjian atau kontrak sebelumnya.
Pengambilan
keputusan yang rasional, berdasarkan teori ekonomi, berasumsi manajer
perusahaan berusaha memaksimalkan keuntungan perusahaan. Manajer harus
menginvestasikan dalam proyek-proyek yang memberikan keuntungan terbesar bagi
perusahaan dan secara periodik menilai kinerja ekonomis dari proyek-proyek itu.
Mereka harus meneruskan proyek-proyek yang menguntungkan dan untuk menghindari
kerugian, manajer harus menghentikan proyek-proyek yang tidak menguntungkan. Dalam
melakukan pertimbangan ini manajer harus mengabaikan sunk cost yang
telah terjadi.
Meski
demikian, berbagai bukti empiris yang telah didapatkan menunjukkan bahwa
manajer yang memulai suatu proyek yang kemudian menjadi tidak menguntungkan
justru lebih cenderung untuk meneruskan proyek itu daripada manajer yang tidak
memulai proyek (Staw, 1976, 1981). Perilaku para pengambil keputusan ini sering
disebut sebagai eskalasi komitmen. Eskalasi komitmen merujuk pada tendensi oleh
pengambil keputusan untuk bertahan atau mengeskalasi komitmennya pada
serangkaian tindakan yang gagal (Brockner, 1992). Bazerman (1994)
mendefinisikan eskalasi sebagai tidak rasional (nonrational escalation of
commitment) adalah derajat di mana individu mengeskalasikan komitmen untuk tindakan-tindakan
tertentu yang dilakukan sebelumnya sampai satu titik yang melewati model
pengambilan keputusan yang rasional. Individu atau manajer umumnya mempunyai
kesulitan dalam memisahkan keputusan yang diambil sebelumnya dengan keputusan
yang berhubungan ke masa depan. Sebagai konsekuensinya, individu akan cenderung
membiaskan keputusannya oleh karena tindakan di masa lalu dan mempunyai
tendensi untuk mengeskalasi komitmen terutama bila menerima umpan balik negatif
(Bazerman, 1994).
Dalam
dunia ekonomi dikenal juga ada istilah sunk cost dilemma. Teori ini
mengungkapkan bahwasunk cost tidak perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan baik keputusan tersebut akan meyebabkan sebuah keuntungan atau justru
mendatangkan sebuah bencana besar pada masa mendatang.
Secara
garis besar sunk cost adalah biaya yang digunakan untuk memulai
sebuah proyek. Biaya tersebut tidak akan mempengaruhi aruskas pada masa
sekarang atau masa depan baik proyek tersebut berhasil maupun gagal.
Sumber
Siegel,
Joel G. dan Jae K. Shim. (2000). KAMUS ISTILAH AKUNTANSI. Elex Media Komputindo,
Jakarta
#akuahmadjuga
ReplyDeleteLike this akuahmadjuga
ReplyDelete