Oleh:
Muhmmad Syarifuddin Jufri & Emiliya Mukmilah, EKI Universitas Yudharta Pasuruan
1. Pengertian
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead pabrik
adalah biaya-biaya bahan tak langsung, buruh tak langsung dan biaya-biaya
pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan
langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi/tujuan biaya akhir.
Pendapat
ahli lainya menyatakan bahwa biaya overhead pabrik merupakan setiap biaya yang
tidak secara langsung melekat pada suatu produk, yaitu semua biaya-biaya diluar
biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya
overhead pabrik mencakup biaya produksi lainnya seperti pemanasan ruang pabrik,
penerangan, penyusutan pabrik dan mesin-mesin. Biaya pabrik seperti pemeliharaan,
gudang bahan-bahan dan hal lain yang memberikan pelayanan-pelayanan kepada
bagian produksi juga merupakan bagian dari biaya overhead pabrik. Biaya
penjualan dan biaya distribusi, dan semua biaya administrasi juga
diperhitungkan sebagai biaya overhead sepanjang biaya-biaya tersebut tidak
dapat secara langsung dihubungkan dengan unit produk (Pass, Lowes dan Davis,
1998 –118).
Berbagai
macam biaya overhead pabrik harus dibebankan kepada semua pekerjaan yang terlaksana
selama suatu periode. Oleh karena itu, untuk dapat membebankan biaya overhead
pabrik secara merata kepada setiap produk digunakan tarif biaya overhead pabrik
yang ditentukan dimuka.
Penentuan
tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini
(Mulyadi, 1992 –212) :
1. Menyusun
anggaran biaya over head pabrik.
2. Memilih
dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.
3. Menghitung
tarif biaya overhead pabrik.
2. Biaya
overhead pabrik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Biaya
overhead pabrik variable.
Biaya
overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya akan
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead
pabrik variabel adalah biaya bahan penolong.
2. Biaya
overhead pabrik tetap.
Biaya
overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya (dalam
kisaran tertentu) tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume kegiatan.
Contoh biaya overhead pabrik tetap adalah pajak bumi dan bangunan, biaya
penyusutan aktiva tetap, dan biaya sewa gedung pabrik.
3. Biaya
overhead pabrik campuran.
Biaya overhead pabrik campuran dapat
dibedakan menjadi biaya overhead pabrik semivariabel, misalnya biaya listrik
pabrik dan biaya telepon pabrik, dan biaya overhead pabrik bertahap, misalnya
gaji supervisor dan gaji inspektur.
3. Perbedaan
Biaya Overhead Pabrik Normal dengan Sesungguhnya
Biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk dapat berupa biaya overhead pabrik sesungguhnya atau
biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Jika biaya overhead pabrik
dibebankan sebesar biaya sesungguhnya maka harga pokok produk baru dapat
ditentukan setelah semua biaya overhead pabrik sesungguhnya telah terkumpul.
Padahal penentuan harga pokok produk diperlukan pada saat barang selesai
diproses. Untuk itu, perlu ditetapkan biaya overhead pabrik yang ditentukan di
muka atas dasar kapasitas normal.
4. Penaksiran
Tingkat Produksi
Biaya overhead pabrik yang
ditentukan di muka dihitung dengan penyebut/pembagi kapasitas produksi. Tingkat
kapasitas produksi yang dapat digunakan sebagai penyebut adalah:
1) Kapasitas
produksi teoritis atau ideal
Kapasitas
produksi teoritis atau ideal adalah kapasitas produksi maksimum yang dapat
diproduksi oleh perusahaan tanpa hambatan intern maupun hambatan ekstern.
Hambatan intern misalnya setup time, reparasi dan pemeliharaan mesin, libur
nasional, dan libur mingguan. Hambatan ekstern misalnya kekosongan pesanan
penjualan. Pada tingkat kapasitas ini, pabrik dianggap bekerja 24 jam sehari, 7
hari seminggu, 52 minggu setahun tanpa henti sehingga tercapai kapasitas
produksi 100%.
2) Kapasitas
produksi praktis atau realistis
Kapasitas
produksi praktis atau realistis adalah kapasitas kapasitas produksi maksimum
yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan mempertimbangkan hambatan intern.
Pada kapasitas ini dianggap hambatan-hambatan esktern tidak ada.
3) Kapasitas
produksi normal atau jangka panjang
Kapasitas
produksi normal atau jangka panjang adalah kapasitas produksi yang didasarkan
pada kapasitas produksi praktis dengan mempertimbangkan permintaan terhadap
produk. Pada kapasitas ini sudah dipertimbangkan baik hambatan intern maupun
hambatan ekstern jangka panjang, umumnya dalam jangka waktu 5 tahun,
4) Kapasitas
produksi yang diharapkan atau jangka pendek.
Kapasitas produksi yang diharapkan
atau jangka pendek adalah kapasitas produksi yang didasarkan atas taksiran
produksi periode yang akan datang. Dalam satu periode, kapasitas produksi yang
diharapkan dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil dari pada kapasitas
produksi normal. Dalam jangka panjang, total kapasitas produksi yang diharapkan
harus sama dengan total kapasitas produksi normal.
5. Penaksiran
Biaya Overhead Pabrik
Dalam menaksir biaya overhead
pabrik, harus ditaksir total biaya overhead pabrik selama periode tertentu.
Taksiran total biaya overhead pabrik ini biasanya ditetapkan pada tingkat
kapasitas produksi normal. Taksiran total biaya overhead pabrik dirinci ke
dalam biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.
Refrensi:
id.shvoong.com/business-management/accounting/1940603-biaya-overhead-pabrik/
Nafarin, M. Penganggaran Perusahaan. Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Salemba
Empat.2007
http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/321-pengertian-biaya-overhead-pabrik.pdf
No comments:
Post a Comment