Ekonomi Islam 2011, Universitas Yudharta Pasuruan
Biaya berbasis aktivitas atau activity based costing (ABC) merupakan
sistem penentuan biaya yang membebankan biaya ke objek biaya seperti produk
atau jasa berdasarkan aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya. Aktivitas disini
dapat berupa kejadian, tugas, atau unit kerja yang memiliki tujuan tertentu.
Jadi, dengan sistem ABC biaya akan dihitung pada masing-masing aktivitas dan
dibebankan ke objek biaya berdasarkan konsumsi dari aktivitas yang dibutuhkan
untuk menghasilkan produk atau jasa.
Dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya tidak langsung tersebut
disebut drivers. Sebuah driver sumber daya (resource driver)
adalah sebuah dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya sumber daya ke
aktivitas-aktivitas yang berbeda. Driver aktivitas (activity driver)
adalah sebuah dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya aktivitas ke
produk, pelanggan, atau objek biaya akhir.
Tahapan Dalam Merancang ABC
Tiga tahapan dalam merancang ABC adalah 1)mengidentifikasi objek biaya yang
dipilih, 2)mengidentifikasi biaya dan aktivitas, 3)membebankan biaya tidak
langsung ke aktivitas, 4)membebankan biaya aktivitas ke objek biaya, 5)
menghitung jumlah biaya untuk objek biaya baik biaya langsung maupun tidak
langsung.
2.1
Mengidentifikasi Objek Biaya yang Dipilih
Tahap pertama dalam merancang ABC adalah mengidentifikasi objek biaya.
Objek biaya disini bisa berupa produk atau jasa, pelanggan, dan lain
sebagainya.
2.2
Mengidentifikasi Biaya dan Aktivitas
Selanjutnya perlu untuk mengidentifikasi biaya dan aktivitas. Proses
identifikasi biaya terdiri dari identifikasi biaya langsung dan tidak langsung
yang terkait dengen objek biaya yang dipilih. Biaya-biaya tersebut dapat
diperoleh dari rekening buku besar atau bagan rekening yang perusahaan miliki.
Dalam sistem
ABC biasanya memiliki empat kategori aktivitas, yaitu:
a. Aktivitas berlevel unit atau volume yaitu aktivitas yang
dilakukan untuk memproduksi setiap unit produk. Contohnya, jam tenaga kerja
langsung, jam mesin, jumlah unit yang dihasilkan, dan lain sebagainya.
b. Aktivitas berlevel batch atau kelompok yaitu aktivitas yang
dilakukan untuk setiap batch atau kelompok produk yang dihasilkan atau
diproduksi atau dijual. Contohnya, jam setup, pesanan produksi, permintaan
material, dan lain sebagainya.
c. Aktivitas untuk mendukung produk atau jasa yaitu aktivitas yang
dilakukan untuk membantu produksi produk atau jasa. Contohnya, perubahan desain
produk, jam desain produk, dan lain sebagainya.
d. Aktivitas untuk mendukung fasilitas yaitu aktivitas yang
dilakukan untuk mendukung organisasi secara keseluruhan. Contohnya, biaya
administrasi umum (termasuk sewa dan keamanan gedung), pajak properti,
manajemen pabrik, dan lain sebagainya.
2.3
Membebankan Biaya Tidak Langsung ke Aktivitas
Setelah dilakukan identifikasi biaya dan analisis aktivitas, biaya-biaya
tidak langsung dialokasikan ke pusat biaya aktivitas dengan menggunakan driver
sumber daya (resources driver). Sehingga biaya-biaya tidak langsung
tersebut akan dikelompokan atau dipusatkan dalam pusat biaya aktivitas.
2.4
Membebankan Biaya Aktivitas ke Objek Biaya
Setelah biaya-biaya tidak langsung dikelompokan atau dipusatkan dalam pusat
biaya aktivitas, selanjutnya pusat biaya aktivitas tersebut dibebankan ke objek
biaya yang dipilih menggunakan driver aktivitas (activity driver).
2.5 Menghitung Jumlah Biaya dari Objek Biaya dengan
Menambahkan Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Setelah membebankan biaya tidak langsung ke objek
biaya, selanjutnya ditambahkan dengan biaya langsung untuk objek biaya tersebut
sehingga diperoleh jumlah biaya untuk objek biaya yang dihitung.
http://andrianaakuntan.blogspot.com/2010/03/biaya-berbasis-aktivitas-activity-based.html