oleh : Dhody Suyanto, SIM, Prodi Komunikasi, Fisip UYP 2012
Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Secara Global.
Perkembangan peradaban manusia pada dasarnya adalah karena pengaruh perkembangan teknologi. Dengan kata lain perkembangan teknologilah yang mendorong kemajuan peradaban umat manusia. Tentu saja selain faktor teknologi ada banyak faktor lain yang mendorong kemajuan peradaban, antara lain kemajuan bidang ekonomi, kemajuan bidang kedokteran, kemajuan bidang kesusasteraan dan lain-lain. Tetapi dari sekian banyak faktor tersebut yang menjadi faktor dominannya ialah kemajuan teknologi.
Kemajuan peradaban umat manusia menurut futurolog Alvin Toffler dapat dibagi kedalam 4 tahapan periode perkembangan jaman. Perubahan dari satu jaman ke jaman yang lain diawali dengan sebuah revolusi peradaban akibat penemuan suatu jenis teknologi yang mengakibatkan perubahan diseluruh dunia. Sehingga itulah sebabnya maka perubahan itu disebut dengan istilah revolusi. Keempat tahapan tersebut oleh Toffler disebut gelombang 0, gelombang 1, gelombang 2 dan gelombang 3. Diagram dari perkembangan peradaban tersebut dapat dilihat pada diagram I.1.
Gelombang 0 ialah masa dimana manusia masih tergantung kepada alam. Orang belum mengenal budi daya. Manusia sekedar mengambil makanan yang sudah disediakan oleh alam. Apabila manusia merasa lapar, maka ia akan mencari pohon yang buahnya dapat dimakan. Apabila buah-buah pohon didaerah tersebut sudah habis, maka manusia pindah ke tempat lain untuk mencari makanan yang baru demikian seterusnya. Apabila persediaan makanan ditempat itu habis maka kelompok orang itu akan mencari tempat yang lain lagi demikian seterusnya. Orang hidup secara Nomaden. Dengan demikian untuk dapat menghidupi sekelompok orang, diperlukan area yang cukup luas. Agar apabila kelompok orang tersebut kembali ketempat semula, persediaan makanan ditempat itu sudah siap untuk dimakan lagi. Pada masa tersebut belum ada konsep tentang “kekayaan”. Karena alam begitu luas, makanan berlimpah dan orang masih sedikit. Pada abad 21 ini, nampaknya masih ada sekelompok kecil orang didunia ini yang masih hidup dengan pola era gelombang 0 tersebut.
Setelah jumlah orang bertambah banyak, maka orang mulai berpikir untuk bagaimana caranya dapat menghasilkan bahan makanan tanpa membutuhkan area yang luas. Faktor rumah juga mendorong kearah kebutuhan adanya teknologi untuk menghasilkan makanan tanpa harus berpindah tempat. Ketika orang tinggal disuatu daerah, misalnya disuatu gua tertentu, mereka ingin sedapat mungkin tidak perlu lagi berpindah tempat tetapi tetap dapat memperoleh bahan makanan yang mencukupi kebutuhannya. Maka orang mulai mencari cara untuk mengolah tanah agar dapat menghasilkan bahan makanan. Tidak terlalu jelas kapan hal tersebut terjadi, orang menemukan teknologi bercocok tanam. Walaupun hal ini nampaknya sederhana, tetapi penemuan teknologi cocok tanam ini dampaknya adalah mengubah peradaban manusia diseluruh dunia. Awal penemuan teknologi cocok tanam ini disebut sebagai revolusi Pertanian. Dengan demikian peradaban umat manusia mulai memasuki era gelombang I. Pada masa tersebut orang mulai mulai mengenal konsep kekayaan. Yaitu bahwa seseorang mempunyai harta yang lebih banyak daripada yang lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan mengolah tanah tidak sama seorang dengan yang lain. Secara notasi dituliskan :
P = ¦(T)Dimana P : Produktivitas
T : Tenaga kerja
Pada masa tersebut produktivitas suatu usaha ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang tersedia. Semakin banyak tenaga kerja yang tersedia semakin banyak juga produktivitas yang dihasilkan. Karena semua orang mempunyai lahannya sendiri, maka orang mencari tambahan tenaga kerja dari anak-anak mereka. Oleh karena itulah paada era ini memang berlaku motto : “banyak anak banyak rejeki”. Karena memang semakin banyak anaknya, maka semakin luas lahan yang dapat mereka garap. Dan semakin luas lahan yang dapat mereka garap, maka akan semakin banyak harta mereka. Orang-orang yang hidup pada tingkat peradaban ini akan menganggap kekayaan yang paling berharga ialah tanah atau sawah. Penduduk pedesaan umumnya masih hidup dengan pola pikir era peradaban gelombang 1 ini. Itulah sebabnya bagi penduduk desa harta yang paling berharga ialah sawah. Pada aspek Tenaga kerja, yang paling mereka perlukan ialah tenaganya. Itulah kenapa orang desa tidak terlalu bersemangat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang tinggi. Lulus Sd bagi mereka sudah dipandang cukup. Hal ini disebabkan karena yang dibutuhkan orang tua dari anaknya ialah tenaga atau ototnya, yaitu untuk menggarap sawah diladang.
Era peradaban gelombang 1 ini berlangsung entah berapa lama. Ketika peradaban terus berkembang, orang terdorong untuk menemukan alat pengganti tenaga. Karena orang menyadari bahwa siapa yang memiliki tenaga maka ia akan mampu mengolah tanah. Akhirnya jerih lelah usaha menemukan ini berhasil memperoleh buahnya, yaitu ketika pada abad 18 di Eropa lahirlah revolusi industri. Revolusi ini dimulai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Mengikuti jejak James Watt selanjutnya ditemukan mesin bensin, mesin diesel dan seterusnya. Berbagai macam penemuan mesin tersebut pada dasarnya sebanarnya sama, ialah penemuan mesin tenaga, yaitu mesin yang mampu menghasilkan tenaga sebagai pengganti tenaga manusia. Sejak waktu itu lahirlah berbagai macam mesin yang bekerja dengan tenaga yang dahsyat. Dari bus yang mampu mengangkut puluhan orang sekaligus, kereta api yang mampu mengangkut ratusan sekaligus sampai dengan kapal laut yang mampu mengangkut ribuan orang sekaligus. Seperti yang kita lihat revolusi industri ini mengubah peradaban seluruh umat manusia didunia. Selanjutnya orang ekonomi merumuskan peradaban era gelombang kedua itu dengan rumus yang dinotasikan sbb:
P = ¦(T,M)Dimana P : Produktivitas
T : Tenaga kerja
M : Modal.
Modal atau Capital dipergunakan sebagai variabel kedua yang muncul pada rumus tersebut karena bagi pandangan orang ekonomi semua teknologi era gelombang kedua tersebut pada dasarnya dapat dirangkum kedalam sebuah variabel yang namanya modal. Barang siapa memiliki modal maka siapapun dapat memiliki kemampuan yang dihasilkan oleh penemuan teknologi gelombang kedua tersebut. Sementara itu variabel T yaitu Tenaga kerja tetap masih ada. Tetapi Tenaga Kerja yang dimaksudkan disini ialah tenaga kerja yang merepresentasikan Tenaga Buruh. Kedua faktor inilah yang sering disebut sebagai faktor produksi. Dalam masyarakat pemilik kedua faktor produksi ini seringkali berbeda. Pemilik faktor produksi Tenaga kerja umumnya ialah buruh kecil, sedangkan pemilik faktor produksi modal ialah para majikan, orang kaya. Kedua kelompok ini seringkali terlibat perselisihan dalam memperebutkan “produksi” / “kekayaan” yang diperoleh. Dan apabila mereka berselisih, maka umumnya yang menang ialah pihak pemilik Modal. Alasan untuk keadaan ini adalah disebabkan karena Modal sebenarnya adalah merepresentasikan kekuatan teknologi teknik tenaga yang adalah hasil dari era gelombang ke 2 yang tentu saja lebih kuat dari Tenaga kerja yang merepresentasikan teknologi gelombang 1. Selanjutnya orang menyadari bahwa untuk mengelola Modal ternyata diperlukan otak yang cerdas. Oleh karena itu maka orang yang sudah hidup pada era gelombang 2 ini sangat menghargai orang yang berotak cerdas dan bukannya orang yang berotot kuat tetapi tidak cerdas seperti halnya pada orang era gelombang 1. Orang yang sudah berwawasan era gelombang 2 ini adalah orang yang akan menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi. Orang yang tinggal di perkotaan umumnya sudah mempunyai wawasan sebagai orang era gelombang kedua. Harta yang paling berharga bagi orang-orang yang hidup pada era gelombang kedua ini adalah Uang. Selanjutnya ketika orang menyadari bahwa otak atau akal adalah suatu faktor penting dalam diri manusia untuk meraih kesejahteraan atau kekayaan, maka orang muali berpikir untuk menemukan alat yang dapat mengganti atau menghasilkan daya seperti akal manusia. Akhirnya pada tahun 1945 lahirlah komputer elektronik pertama sebagai hasil pengembangan teknologi komputer yang dinamakan Eniac yang dikembangkan oleh Prof. Mauhly dibantu oleh mahasiswanya yang bernama Eckert. Penemuan ini mengakibatkan terjadinya revolusi informasi yang dampaknya mempengaruhi seluruh dunia. Perubahan ini mengakibatkan munculnya faktor produksi baru yang oleh orang ekonomi dinyatakan sebagai I, yaitu Ilmu pengetahuan. Sehingga notasi faktor produksi beubah menjadi sbb:
P = ¦(T,M,I)Dimana P : Produktivitas
T : Tenaga kerja
M : Modal.
I : Ilmu Pengetahuan
Sehingga pada saat ini pada dasarnya sudah ada 3 faktor produksi. Dari ketiga faktor tersebut, seperti yang sudah terjadi sebelumnya, faktor yang paling kuat atau paling dominan adalah faktor yang muncul paling akhir, yaitu I (Ilmu Pengetahuan). Faktor ini lebih kuat bahkan dibanding dengan faktor M (modal). Perkembangan perubahan ekonomi yang seringkali mendadak dan tak terduga-duga sebelumnya membuat orang menyadari bahwa nilai uang dapat berubah bahkan secara drastis sehingga hanya dalam hitungan hari suatu kekayaan dapat hilang dalam sekejab mata ketika nilai mata uang disuatu negara jatuh. Dilain pihak semakin nyata bahwa orang memiliki ilmu pengetahuan yang lengkap akan selalu mampu mengantisipasi kedaan dan survive bahkan mampu untuk terus berkembang. Latar belakang inilah yang nampaknya mendorong orang pada masa sekarang untuk berlomba-lomba sekolah ke jenjang S2 bahkan S3 setinggi mungkin. Karena orang menyadari bahwa siapa memiliki ilmu pengetahuan / informasi bahkan dialah yang akan mempunyai kekuasaan. Alat yang disebut komputer adalah salah satu bukti pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan. Komputer yang seharga 5 juta rupiah misalnya, apabila karena misalnya tegangan listriknya salah lalu terbakar dan tidak bisa bekera lagi, berapakah harganya? Nol rupiah. Sekalipun bahannya praktis tidak berubah, demikian juga bentuknya tetap sama. Jadi yang berharga 5 juta rupiah pada diri komputer sesungguhnya ialah ilmu pengetahuan yang ditanam berada pada alat tersebut. Bila karena korsleting lalu komputer itu rusak dan tidak bisa bekerja lagi karena “ilmu pengetahuan” yang ditanam pada alat itu hilang, maka 5 juta rupiah tersebut juga hilang. Jadi 5 juta harga sebuah komputer, sesungguhnya harga tersebut praktis semuanya adalah harga “ilmu pengetahuan” yang ditanam pada alat tersebut. Bahan baku pembuat komputernya dapat diabaikan. Contoh produk lain yang sarat Ilmu Pengetahuan adalah pesawat terbang. Sebuah Boeing 747, dapat dibaca disitus Internetnya adalah berharga sebesar sekitar 225 juta US$, atau sekitar 2 ¼ trilyun rupiah dengan kurs 1 US$ sama dengan Rp 10.000,-. Apabila misalnya suatu Negara akan membelinya dan dibarter dengan ketela pohon, yang pada hari buku ini ditulis harganya adalah Rp 1.000/kg, maka berarti diperlukan 2 ¼ juta ton ketela pohon. Bila produktivitas penanaman ketela pohon adalah 15 ton/ha, maka berarti diperlukan lahan seluas 150.000 ha. Bila luas kabupaten Bantul di propinsi DIY adalah 508 km2, atau 50 800 ha, maka berarti satu kabupaten ditanami ketela pohon semuapun masih jauh dari cukup untuk membeli 1 boeing 747. Contoh ini barangkali terlalu ekstrim, tetapi setidaknya dapat memberi gambaran betapa mahalnya nilai “ilmu pengetahuan” .
I.2 Percepatan kemajuan teknologi
Gambar I.1 diatas, yang melukiskan kemajuan teknologi versus waktu sebenarnya kurang dapat menggambarkan kecepatan kemajuan teknologi yang sesungguhnya, karena skalanya tidak akurat. Untuk menggambarkan kecepatan kemajuan teknologi pada masa sekarang dibandingkan dengan waktu, gambar tersebut perlu di gambar dengan skala yang setidaknya mendekati tepat. Untuk mempermudah penggambaran, akan dipergunakan kemajuan teknologi transportasi sebagai gambaran. Lihat gambar I.2. pada era gelombang 0 sampai gelombang 0 masa revolusi Pertanian, orang hanya dapat menggunakan kuda untuk berpindah tempat. Kecepatannya ialah 30 km/jam, yaitu kecepatan kuda berlari. Masa ini berlangsung ribuan atau bahkan jutaan tahun. Pada masa revolusi industri, orang mampu membuat kendaraan yang berupa mobil, kereta api atau kapal yang maksimum keepatannya sebut saja 300 km/jam, yaitu mobil balap misalnya. Berarti mulai abad 18 tersebut, orang dapat berpindah tempat dengan kecepatan sekitar 300 km/jam. Ini berarti ada kemajuan 10 x lipat dibandingkan sebelumnya. Lalu dalam kurun waktu 200 tahun setelah itu, ketika dunia memasuki era revolusi informasi, manusia mampu membuat berbagai macam alat transportasi canggih yang dikendalikan computer. Pesawat F 16 mampu melesat dengan kecepatan sekitar 2000 km/jam. Pesawat luar angkasa, antara lain pesawat ulang alik, mempunyai kecepatan sekitar 30.000 km/jam. Ini berarti 1000 x kecepatan kuda berlari, atau 100 x kecepatan mobil balap. Sehingga apabila kecepatan kendaraan era gelombang 2 adalah 10 x kecepatan kendaraan era gelombang 1, maka kecepatan kendaraan era gelombang 3 adalah 100 x kecepatan era gelombang 2, bukan 10 x. Juga penemuannyapun dalam waktu yang jauh lebih singkat. Inilah yang disebut percepatan teknologi. Diagram pada Gb I.2 mencoba menggambarkan percepatan teknologi tersebut. Gambar I.2 itupun sebenarnya juga skalanya sangat kurang akurat. Bila skalanya akan dibuat akurat, maka hanya ada dua garis. Yaitu garis mendatar, yang menggambarkan skala kemajuan transportasi pada era gelombang 0 dan gelombang 1, dan garis tegak lurus pada garis mendatar tersebut yang menggambarkan kemajuan yang dicapai sampai era gelombang 3 yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat dan dengan kemajuan yang sangat besar. Inilah masa-masa dimana kita hidup saat ini.
Gb Diagram Percepatan Kemajuan Teknologi
Pada masa sekarang, kita sudah hidup di era cyber space. Dunia sudah terintegrasi menjadi satu system yang tanpa batas. Dengan melalui Internet, maka system ekonomi dari semua negara didunia dunia sudah saling terangkai menjadi sebuah system yang saling terhubung. Maka teori “Big Brother”nya George Orwell tinggal menunggu waktu untuk terealisasi. Menurut George Orwell akan ada sebuah partai yang akhirnya akan menguasai dunia, lintas Negara. Partai itulah yang akan mengendalikan dunia menjadi sebuah system ekonomi, menjadi sebuah system pemerintahan, mempunyai sebuah system peradilan dunia yang tentu saja akan membutuhkan “world police”. Partai inilah yang menurut George Orwell akan mengontrol seluruh dunia. Konon partai tersebut mempunyai kode rahasia “666”. Kode ini sudah terformat pada Bar Code yang tercetak pada semua barang yang dijual di supermarket diseluruh dunia, tentu saja termasuk di Indonesia. Entahkah fiksi George Orwell ini menjadi kenyataan? Waktu jualah yang akan menyatakannya.
III. Informasi sebagai Sumberdaya Organisasi
Pengelolaan sebuah organisasi tentu melibatkan berbagai sumberdaya yang merupakan aset organisasi tersebut. Informasi sebagai suatu sumber daya organisasi semakin dirasa penting untuk dikelola seperti halnya sumber daya organisasi lainnya.
Lima jenis sumber daya organisasi, yang dalam bahasa Inggris terkenal dengan istilah “5 m” adalah :Man (Manusia)
Money (Uang)
Material (Bahan baku kerja)
Machine (Peralatan mesin)
Methode (Metode atau prosedur kerja organisasi)
Pada masa sekarang harus ditambah satu faktor lagi ialah
Information (Informasi)
Lima sumber daya yang pertama adalah sumber daya fisik, yang memiliki wujud, sedangkan sumber daya informasi merupakan sumber daya konseptual. Sumber daya konseptual ini dipakai oleh para manajer untuk mengelola sumber daya fisik. Sumber daya informasi bukan cuma meliputi informasi dan data, tetapi juga meliputi perangkat keras komputer, perangkat lunak komputer, para spesialis informasi, pemakai, fasilitas, database, informasi dan data. Organisasi dalam operasinya selalu membutuhkan sistem‑sistem untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, melihat kembali, dan menyalurkan informasi. Informasi mempunyai peran bagaikan darah dalam tubuh organisasi. Informasilah yang membawa makanan maupun oksigen segar keseluruh tubuh organisasi. Informasi jugalah yang akan mengangkut semua kotoran untuk dikeluarkan dari organisasi.
Manajemen Sumber Daya
Sumber daya dalam organisasi perlu secara terus menerus disusun ulang agar siap dipakai pada saat diperlukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sumber daya tersebut disusun ulang agar supaya menghasilkan daya guna yang lebih tinggi. Misalnya pelatihan pegawai, yang merupakan usaha untuk memperbaiki sumber daya manusia, penggantian mesin lama dengan mesin baru yang lebih modern. Semua usaha tersebut ditujukan untuk memaksimalkan penggunaan tiap sumber daya, meminimalkan waktu yang terbuang, serta mengontrol kelancaran operasi organisasi. Pada masa lalu fokus manajemen ditujukan pada sumber daya fisik yang berwujud. Namun dengan bertambah kompleksnya organisasi, usaha untuk mengelola informasi sebagaimana layaknya sumber daya yang lain semakin dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan lagi. Pada perusahaan kecil, misalkan penjual makanan kecil di bioskop, manajernya dapat mengelola semua aktiva-aktiva berwujudnya, barang dagangan, cash register, ruangan, karyawannya, arus dagangannya. Manajer dapat mengandalkan pengamatan langsung terhadap sumber daya perusahaannya. Namun ketika suatu perusahaan bertambah besar, misalnya dengan dibukanya cabang baru di kota lain, kemudian karyawannya mencapai ratusan atau bahkan ribuan, manajer tidak akan dapat mengandalkan pengamatan langsung lagi. Di sini yang dibutuhkan adalah informasi. Informasi menjadi sumber masukan yang paling berharga bagi para manajer. Informasi memberikan gambaran kepada manajer mengenai kondisi fisik perusahaan. Informasi memegang peran yang sangat vital dalam manajemen perusahaan. Informasi merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan dan juga bagi para manajer untuk mengelola sumber-sumber daya perusahaan. Informsi sangat penting karena informasi merupakan sumber daya yang sangat berharga bagi para manajer guna mendapat gambaran mengenai kondisi fisik perusahaan. Informasi tersebut menjadi pijakan bagi para manajer untuk mengambil berbagai keputusan penting dalam mengelola perusahaannya. Oleh sebab itu informasi juga perlu dikelola secara tepat seperti halnya sumber daya organisasi lainnya.
Perhatian pada manajemen informasi semakin lama semakin besar. Informasi semakin disadari sebagai sumber daya organisasi yang perlu dikelola dengan baik . Hal ini disebabkan paling tidak oleh dua hal. Pertama, kegiatan bisnis yang semakin kompleks dibanding sebelumnya. Sekarang ini hampir semua perusahaan terkena pengaruh ekonomi global. Ini merupakan dampak dari globalisasi. Perusahaan-perusahaan sekarang ini bersaing dalam pasar internasional. Proses bisnis berlangsung semakin cepat. Pemasaran sekarang ini dapat dilakukan lewat telepon maupun internet. Keseluruhan proses pemesanan, transaksi, pengiriman makin dipercepat dan dipermudah. Teknologi yang dipakai dalam bisnis juga semakin kompleks. Pemakaian robot dalam divisi gudang, penggunaan bar-code scanner di pasar swalayan, pembayaran jasa lewat mesin ATM, semuanya itu menunjukkan semakin meningkatnya kompleksitas teknologi dalam bisnis. Hal itu akan terus berlangsung dan semakin meluas. Di samping itu kendala-kendala sosial juga muncul seiring dengan pesatnya pertumbuhan teknologi dan bisnis. Kendala tersebut tidak dapat diabaikan begitu saja dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis. Semua hal di atas memberi pengaruh terhadap kompleksitas bisnis. Hal kedua yang mendorong perhatian pada informasi adalah kemampuan komputer yang makin baik, baik dari segi harga, kemampuan, maupun kemudahan penggunaannya. Hal ini membuat pemrosesan informasi menjadi semakin mudah, cepat dan tepat. Di samping juga didukung oleh perkembangan teknologi pendukung lain seperti komunikasi dan jaringan komputer yang juga berlangsung pesat, sehingga arus informasi dapat mengalir dengan sangat cepat pula. Semua perkembangan tersebut semakin membuat informasi menjadi sumber daya yang sangat beharga dan perlu dikelola dengan cermat.
No comments:
Post a Comment