Oleh: Elis Tsamrotus S
Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri. Pendelegasian juga dilakukan agar atasan dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen.
Keengganan seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang biasanya dikarenakan mereka takut kalau tugas mereka gagal dikerjakan dengan baik oleh orang lain. Ini perlu diatasi dengan mendorong mereka untuk berani menanggung resiko. Hanya dengan berani menanggung resikolah perusahaan (organisasi) akan mendapatkan manajer-manajer yang handal dan berpengalaman. Pendelegasian wewenang bukan sebuah hukuman yang mengurangi kekuasaan manajer, namun membuka kesempatan bagi pengembangan diri mereka dan bawahan. Jadikan pendelegasian wewenang sebagai bagian dari proses perbaikan.
Pengertian Pendelegasian Wewenang
Dari berbagai definisi tentang pendelegasian wewenang, dapat disimpulkan, bahwa :
a. Pendelegasian wewenang merupakan dinamika organisasi, karena dengan pendelegasian wewenang ini para bawahan mempunyai wewenang, sehingga mereka dapat mengerjakan sebagian pekerjaan delegator (pimpinan).
b. Pendelegasian wewenang merupakan proses yang bertahap dan yang menciptakan pembagian kerja, hubungan kerja, dan adanya kerja sama dalam suatu organisasi/perusahaan.
c. Pendelegasian wewenang dapat memperluas ruang gerak dan dan waktu seorang manajer.
d. Pendelegasian wewenang, manajer tetap bertanggung jawab terhadap tercapainya tujuan perusahaan.
e. Pendelegasian wewenang menjadi ikatan formal dalam suatu organisasi.
Prinsip-Prinsip Pendelegasian
Prinsip – prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif :
1) Prinsip scalar, dalam proses pendelegasian harus ada garis wewenang yang jelas karena akan membuat anggota organisasi lebih mudah untuk mengetahui :
a. Kepada siapa dia dapat mendelegasikan
b. Dari siapa dia akan menerima delegasi
c. Kepada siapa dia harus memberikan pertanggung jawaban
2) Prinsip kesatuan perintah, menyatakan bahwa setiap bawahan dalam organisasi seharusnya melapor hanya kepada seorang atasan
3) Tanggung jawab dan akuntabilitas, menyatakan bahwa :
a. Agar organisasi dapat menggunakan sumber dayanya dengan lebih efisien
b. Konsekuensi wajar peranan tersebut adalah bahwa setiap individu dalamorganisasi untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya secara efektif
c. Bagian penting dari delegasi tanggung jawab dan wewenang adalah akuntabilitas penerimaan tanggung jawab dan wewenang berarti individu juga setuju untuk menerima tuntutan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas
Alasan Pendelegasian
Beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan, antara lain:
a. Pendelegasian memungkinkan manajer/atasan mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
b. Pendelegasian memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang.
c. Pendelegasian memungkinkan manajer/atasan dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
d. Adanya keterbatasan (fisik, waktu, perhatian, dan pengetahuan) seorang manajer.
e. Menciptakan ikatan, hubungan formal, dan kerjasama antara atasan dengan bawahan.
f. Membuktikan adanya pimpinan dan bawahan dalam suatu organisasi.
g. Memperluas ruang gerak dan waktu seorang manajer.
h. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
i. Merupakan kunci dinamika organisasi.
Sifat dan Asas Pendelegasian Wewenang
Ketika seorang atasan (delegator) mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan (delegate) tidak akan menghilangkan hak dan wewenangnya. Disamping itu, delegator sewaktu-waktu dapat menarik kembali wewenang yang telah didelegasikannya kepada delegate. Untuk menghindari pendelegasian yang tidak tepat, seorang manajer harus berpedoman pada pendelegasian wewenang berdasarkan job description dari bawahan yang bersangkutan.
Asas pendelegasian wewenang:
a. Asas kepercayaan
b. Asas delegasi atas hasil yang diharapkan
c. Asas penentuan fungsi atau asas kejelasan tugas
d. Asas rantai berkala
e. Asas tingkat wewenang
f. Asas kesatuan komando
g. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
h. Asas pembagian kerja
i. Asas efisiensi (ketepatan)
j. Asas kemutlakan tanggung jawab
Taat pada Wewenang
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat di taati oleh bawahan maka diperlukan adannya.
1) Kekuasaan ( power ) yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi dua yaitu :
a. Kekuasaan posisi ( position power ) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
b. Kekuasaan pribadi ( personal power ) berasal dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respect dan merasa terikat pada pimpinan.
Menurut sumbernya wewenang dibagi menjadi :
a. Kekuasaan balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
b. Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal dari apa yang dirasakan oleh seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima bila tidak melakukan perintah.
c. Kekuasaan sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern karena seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
d. Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power ) berasal dari pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
e. Kekuasaan panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang dengan pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
f. Kekuasaan ahli ( expert power ) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dalam bidangnya.
2) Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab ( responsibility yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya). Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil.
3) Pengaruh ( influence ) yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.
Seni Pendelegasian Wewenang
Didasarkan pada personal attitude (sikap pribadi manajer yang melakukan pendelegasian wewenang itu).
Personal attitude yang harus dimiliki manajer adalah :
1) Manajer harus memberikan kesempatan kepada pendapat-pendapat orang lain terutama bawahan untuk dilakukan demi kemajuan perusahaan.
2) Manajer dalam pendelegasian wewenangnya supaya efektif, harus bersedia untuk memberikan kepercayaan kepada bawahannya untuk membuat suatu keputusan.
3) Manajer dalam pendelegasian wewenangnya harus bersedia dan memaafkan kesalahan bawahan sepanjang kesalahan itu wajar dan dianggap biasa.
4) Manajer dalam pendelegasian wewenangnya supaya efektif, harus bersedia untuk memberikan kepercayaan kepada bawahannya untuk melaksanakan pekerjaanya dengan sebaik-baiknya.
5) Kesediaan untuk mengadakan dan dan menggunakan pengendalian yang luas, ketat, efektif, dan intensif dengan alat-alat dan sitem-sistem pengendalian yang baik.
Sentralisasi dan Desentralisasi
Pengertian sentralisasi dan disentralisasi wewenang dalam manajemen adalah :
Sentralisasi adalah jika sebagian besar wewenang/kekuasaan masih tetap dipegang oleh manajer puncak atau hanya sebagian kecil wewenang yang didelegasikan ke bawahan.
Desentralisasi adalah jika sebagian kecil wewenang/kekuasaan masih tetap dipegang oleh manajer puncak dan sebagian besar wewenang didelegasikan ke bawahan.
Hambatan-Hambatan Pendelegasian
1) Hambatan pada delegator
a. Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
b. Kurangnya kepercayaan pada bawahan
c. Keseganan untuk mengembangkan bawahan
d. Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif
e. Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban kerja
2) Hambatan pada delegate
a. Kurangnya pengalaman dan kompetensi
b. Menghindari tanggung jawab
c. Sangat tergantung dengan boss
d. Kekacauan [disorganization]
e. Kelebihan beban kerja
f. Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat
3) Hambatan dalam situasi
a. Kebijakan tertuju pada satu orang
b. Tidak ada toleransi kesalahan
c. Kekritisan keputusan
d. Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]
e. Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.
f. Kekurangan tenaga
Penanggulangan Hambatan Delegasi
Louis Allen mengemukakan 6 teknik khusus untuk membantu manajer melakukan delegasi dengan efektif :
a.Tetapkan tujuan
b. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang
c. Berikan motivasi kepada bawahan
d. Meminta penyelesaian kerja
e. Berikan latihan
f. Adakan pengawasan yang memadai
Sumber: