oleh: Emiliya Mukmilah
Program Studi Ekonomi Syariah , Universitas Yudharta Pasuruan
Dalam dunia keuangan rate of return (ROR) atau return
on investment (ROI), atau terkadang biasa disebut dengan return, adalah
suatu ratio peroleh atau kehilangan uang dari sebuah investasi berhubungan dengan
jumlah uang yang telah di investasikan. Jumlah perolehan ataupun kehilangan
uang merujuk kepada bunga, profit/loss, gain/loss atau net income, sedangkan
uang yang telah di investasikan merujuk pada asset, modal/capital, uang
pokok/principal atau basis biaya/cost basis dari investasi tersebut.
ROI adalah juga
dikenal sebagai tingkat laba (rate of profit). ROI adalah hasil di suatu
investasi saat ini atau masa lampau, atau hasil yang diperkirakan di suatu
investasi masa depan. ROI pada umumnya dinyatakan sebagai persentase
dibanding/bukannya nilai sistim desimal.
ROI tidak mengindikasikan berapa lama suatu investasi
dikelola. Bagaimanapun, ROI paling sering dinyatakan sebagai suatu tingkat
pengembalian tahunan, dan paling sering dinyatakan untuk suatu tahun fiskal
atau penanggalan.
Menurut Abdullah Faisal (2002:49)
ROI ini sering disebut Return On Total Assets dipergunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan
keseluruhan aktiva yang dimilikinya.
Menurut Abdullah Faisal (2002:49)
ROI ini sering disebut Return On Total Assets dipergunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan
keseluruhan aktiva yang dimilikinya.
Maka bisa dikatakan bahwa ROI digunakan oleh kebanyakan
perusahaan untuk membandingkan hasil investasi di mana uang yang diperoleh atau
hilang (atau uang yang telah diinvestasikan), dan tidaklah mudah melakukan
perbandingan tersebut dengan menggunakan nilai moneter.
Menurut Munawir (1195:89) ROI (Return On Investment) adalah salah
satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan
untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua
faktor :
A.
Tingkat perputaran aktiva yang digunakan
untuk operasi.
B.
Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan
operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit
Margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan
dihubungkan dengan penjualannya.
Kelebihan dan Kelemahan
ROI
Menurut Abdullah (2002:50)
kelebihan ROI antara lain:
1.
Selain ROI berguna sebagai alat control
juga berguna untuk keperluan perencanaan. ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi.
2.
ROI dipergunakan sebagai alat ukur
profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat
dhalokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat
dihitung masing-masing
3.
Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah
berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi
penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik
akutansi secara benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akutansi
yang ada.
Menurut
Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:
1. Mengingat
praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan prinsip
yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan
dengan perusahaan lain.
2. Dengan
menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak dapat
dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil
yang memuaskan.
Refrensi:
http://www.midas-solusi.com/knowledge-space,en,detail,31,menghitung-roi-terhadap-investasi-sistem-erp-di-perusahaan
http://forum.detik.com/pengertian-roi-return-on-investment-t385600.html
nilai 95
ReplyDelete